Bahasa

Sabtu, 30 Maret 2013

'IDDAH DAN RUJUK

'IDDAH 
عدة

    فصل: في العدد
جمع عدة مأخوذة من العدد لاشتمالها على عدد من الأقراء أو الأشهر غالبا وهي في الشرع اسم لمدة تتربص فيها المرأة لمعرفة براءة رحمها أو للتعبد أو لتفجعها على زوجها. والأصل فيها قبل الإجماع الآيات والأخبار الآتية، وشرعت صيانة للأنساب وتحصينا لها من الاختلاط رعاية

حاشية البجيرمي على الخطيب - 4 / 41
Pengertian Iddah
Menurut bahasa, kata iddah berasal dari kata ’adad (bilangan atau perhitungan), seorang wanita yang menghitung dan menjumlah hari dan masa haidh ataumasa suci.
Menurut istilah, kata iddah ialah sebutan/nama bagi suatu masa di mana seorang wanita menanti/menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggalkan mati oleh suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru’, atau berakhirnya beberapa bulan yang sudah ditentukan.atau karena taabbud.( semata karena mengikuti perintah agama ).
Adanya ketentuan masa iddah bagi perempuan yang ditolak bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hamil atau tidaknya perempuan yang ditalak. Di era modernisasi juga manusia dimanjakan dengan kecanggihan teknologi. Para kaum hawa dapat mengatur haid mereka. Lalu, apakah itu diperbolehkan dalam Islam? Makalah ini akan membahas tentang pandangan Islam tentang menggunakan obat, operasi, dan sejenisnya untuk menghentikan haid.

Landasan hukum.
1~ Surat Al baqarah ayat ; 228.
 والمطلقات يتربصن بأنفسهن ثلاثة قروء ولا يحل لهن أن يكتمن ما خلق الله في أرحامهن إن كن يؤمن بالله واليوم الآخر وبعولتهن أحق بردهن في ذلك إن أرادوا إصلاحا ولهن مثل الذي عليهن بالمعروف وللرجال عليهن درجة والله عزيز حكيم
-----
Artinya: “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. tidak boleh mereka Menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Baqarah: 228)
-----   
2~ Surat At talaq ayat 4;
  وَاللائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِن نِّسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللائِي لَمْ يَحِضْنَ وَأُوْلاتُ الأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَن يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ} [سورة الطلاق: آية 4
----- 
 Artinya: “Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan...”. (At-Thalaq: 4)
====
3~ Surat Albaqarah ayat 234;
 وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا
-----
Artinya: “Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari”. (QS.Al-Baqarah:234)
==
Kesimpulannya ; Macamnya 'iddah
 
Ada 5 macam masa Iddah; yaitu:
 1.‘Iddah istri yang dicerai dan ia masih haid, lama ‘iddahnya tiga kali suci (quru’).Dalilnya firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 228.
2.Iddah istri yang dicerai dan ia tidak haid, lama iddahnya tiga bulan. Dalilnyafirman Allah surat At-Thalaq: 4
3.Iddah istri yang ditinggal wafat oleh suaminya. Lama iddahnya empat bulansepuluh hari, bila tidak hamil. Dalilnya firman Allah surat Al-Baqarah: 234) 
4.Iddah istri yang dicerai dalam kondisi hamil. Masa iddahnya sampai melahirkan.Dalilnya firman Allah surat At-Thalaq: 4) 
5.Iddah istri yang ditinggal mati oleh suaminya dan dalam kondisi hamil. Masaiddahnya sampai melahirkan (sama dengan no 4 )
--------
Tujuan Di syariatkannya 'iddah. 
1~ Tujuan islam mensyariatkan iddah bagi perempuan untuk memastikan rahim wanita tersebut hamil apa tidak.. pada saat di ceraikan.dan untuk memastikannya bahwa dia tidak hamil dari pada lelaki yang menyetubuhinya.sebagai langkah mencegah percampuran nasab dan keturunan.
2~ Bagi wanita yang di cerai dengan talaq yang membolehkan rujuk ( talaq raja'i ) ini memberi peluang bagi suaminya untuk kembali pada istrinya.
------ 

Hukum wanita yang menjalankan 'iddah.
===========
Wanita yang sedang menjalankan 'iddah. tidak boleh keluar rumah kecuali ada alasan hajat. sar'i.
 {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا الْعِدَّةَ وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ لا تُخْرِجُوهُنَّ مِن بُيُوتِهِنَّ وَلا يَخْرُجْنَ إِلا أَن يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ} [سورة الطلاق: آية 1]
 Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.
 =============
 Wanita yang sedang menjalani masa iddah tidak boleh keluar dari rumahnya bahkan untuk ta’ziyah pada orang tua atau anaknya yang meninggal dunia. Hal ini didasarkan pada:
Bujairomi ‘Alal Khotib juz 4/61
المكتبة الشاملة --- حاشية البجيرمي على الخطيب - 4/61
 تنبيه: اقتصر المصنف على الحاجة إعلاما بجوازه للضرورة من باب أولى كأن خافت على نفسها تلفا أو فاحشة أو خافت على مالها أو ولدها من هدم أو غرق. فيجوز لها الانتقال للضرورة الداعية إلى ذلك، وعلم من كلامه كغيره تحريم خروجها لغير حاجة وهو كذلك كخروجها لزيارة وعيادة وإستمناء مال تجارة ونحو ذلك
------------------
(قوله ونحو ذلك) اي كخروجها لجنازة زوجها أو أبيها مثلا فلا يجوز.

  • Tujuan Pengarang kitab membatasi bolehnya keluar bagi wanita yang sedang menjalani masa idah bila ada HAJAT (kepentingan, seperti bekerja mencukupi kebutuhannya) itu sekaligus memberi pengertian juga diperbolehkan baginya keluar dalam keadaan DARURAT seperti dia khawatir akan keselamatannya, kehormatannya, harta bendanya, khawatir akan keselamatan anaknya, maka diperbolehkan baginya keluar rumah sebab adanya darurat tersebut, ini berarti bila tidak unsur diatas tidak boleh (haram) baginya keluar rumah tanpa ada keperluan seperti seperti diatas semisal keluar untuk ziyaroh, menengok orang sakit, menjalankan usahanya agar hartanya bertambah dan lain sebagainya.

    Keterangan (dan lain sebagainya) seperti keluarnya untuk menjenguk jenazah suaminya, ayahnya, maka keluarnya tidak boleh
    Hasyiyah Bujairomi ‘Alaa al-Khootib 4 /61

    ______________________

    Namun bila keluarnya ada hajat (keperluan) seperti mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan dirinya (bagi wanita yang menjalani masa iddah sementara tidak ada yang menafkahinya ) hukum keluarnya di perbolehkan. 
     حاشية البجيرمي على الخطيب - 4 / 61
      قوله: (إلا لحاجة) أي فيجوز لها الخروج في عدة وفاة وعدة وطء شبهة ونكاح فاسد وكذا بائن ومفسوخ نكاحها وضابط ذلك كل معتدة لا تجب نفقتها ولم يكن لها من يقضيها حاجتها لها الخروج في النهار لشراء طعام وقطن وكتان وبيع غزل ونحوه للحاجة إلى ذلك، أما من وجبت نفقتها من رجعية أو بائن حامل أو مستبرأة فلا تخرج إلا بإذن أو ضرورة كالزوجة، لأنهن مكفيات بنفقة أزواجهن وكذا لها الخروج لذلك ليلا إن لم يمكنها نهارا وكذا إلى دار جارتها لغزل وحديث ونحوهما للتأنس لكن بشرط أن ترجع وتبيت في بيتها.
    -----
    Diperbolehkah wanita dalam masa iddah keluar rumah untuk bekerja memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarganya
    dengan beberapa ketentuan
    • keluarnya hanya semata-mata mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya yang seandainya tidak keluar akan bisa menimbulkan masyaqoh
    • keluarnya dilakukan pada siang hari dan tetap komitmen dengan aturan ihdad selain menetap di rumah seperti tidak memakai wewangian, celak dll.
    Diperbolehkan juga baginya keluar untuk mencari nafkah pada malam hari selama tidak memungkinkan melakukannya pada siang hari.
    ============

    ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﺍﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ :4 / 248

    السُّكْنَى فِي بَيْتِ الْعِدَّةِ :
    51 - أَوْجَبَ الشَّارِعُ عَلَى الْمُعْتَدَّةِ أَنْ تَعْتَدَّ فِي الْمَنْزِل الَّذِي يُضَافُ إِلَيْهَا بِالسُّكْنَى حَال وُقُوعِ الْفُرْقَةِ أَوِ الْمَوْتِ ، وَالْبَيْتِ الْمُضَافِ إِلَيْهَا فِي قَوْله تَعَالَى { لاَ تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ } (3) هُوَ الْبَيْتُ الَّذِي تَسْكُنُهُ . وَلاَ يَجُوزُ لِلزَّوْجِ وَلاَ لِغَيْرِهِ إِخْرَاجُ الْمُعْتَدَّةِ مِنْ مَسْكَنِهَا . وَلَيْسَ لَهَا أَنْ تَخْرُجَ وَإِنْ رَضِيَ الزَّوْجُ بِذَلِكَ ، لأَِنَّ فِي الْعِدَّةِ حَقًّا لِلَّهِ تَعَالَى ، وَإِخْرَاجُهَا أَوْ خُرُوجُهَا مِنْ مَسْكَنِ الْعِدَّةِ مُنَافٍ لِلْمَشْرُوعِ ، فَلاَ يَجُوزُ لأَِحَدٍ إِسْقَاطُهُ

    Kewajiban menetap dirumah IDDAH
    Hukum Syara' mewajibkan bagi wanita yang menjalani masa iddah menetap dalam rumah saat terjadinya furqah atau mati suaminya berdasarkan firman Allah

    "Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang" (QS. At-ThalaaQ ayat 1)

    Dan tidak diperbolehkan bagi suami juga selain suami mengeluarkannya dari rumah tersebut, juga tidak boleh baginya keluar rumah meskipun seizin suaminya karena dalammasa iddah terdapat HAK ALLAH, mengeluarkannya atau keluarnya dari rumah iddahnya berarti menentang apa yang telah menjadi ketetapan syara' karenanya tidak boleh bagi seseorang menggugurkan hukum tersebut

    Almausuu'ah al-Fiqhiyyah IV/248
    ================
     ﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ:

    ﺫﻫﺐ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﻄﻠﻘﺔ ﺍﻟﺮﺟﻌﻴﺔ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻣﻦ ﻣﺴﻜﻦ ﺍﻟﻌﺪﺓ ﻻ ﻟﻴﻼ ﻭﻻ ﻧﻬﺎﺭﺍ ﻭﺍﺳﺘﺪﻟﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻻ ﺗﺨﺮﺟﻮﻫﻦ ﻣﻦ ﺑﻴﻮﺗﻬﻦ ﻭﻻ ﻳﺨﺮﺟﻦ. . . ﺇﻟﺦ . ﻓﻘﺪ ﻧﻬﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻷﺯﻭﺍﺝ ﻋﻦ ﺍﻹﺧﺮﺍﺝ ﻭﺍﻟﻤﻌﺘﺪﺍﺕ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ، ﺇﻻ ﺇﺫﺍ ﺍﺭﺗﻜ
    ﺒﻦ ﻓﺎﺣﺸﺔ ، ﺃﻱ : ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻭﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺃﺳﻜﻨﻮﻫﻦ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺳﻜﻨﺘﻢ : ﻭﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻹﺳﻜﺎﻥ ﻧﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻹﺧﺮﺍﺝ ﻭﺍﻟﺨﺮﻭﺝ .
    Hanafiyah dan Syafiiyahh berpendapat bahwa wanita yang ditalak raj’i tidak boleh keluar dari rumah iddahnya baik malam atau siang. Mereka berdalil dengan firman Allah: “Jangan mengeluarkan mereka (para wanita dalam masa iddah) dari rumahnya dan janganlah mereka keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 1) Pada ayat ini Allah melarang para suami mengeluarkan para wanita yang beriddah dari rumahnya dan melarang para wanita yang beriddah untuk keluar secara sendirinya (tanpa perintah). Kecuali jika para wanita itu melakukan perbuatan keji seperti zina. Juga berdasarkan firman Allah yang lain: Tempat tinggalkan mereka di tempat kalian bertempat tinggal.” (Ath-Thalaq: 6) Perintah untuk menempatkan para wanita dalam rumahnya adalah larangan kepada mereka untuk dikeluarkan atau keluar dengan sendirinya.

    ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ : ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺭﺟﻌﻴﺔ ﻓﻬﻲ ﺯﻭﺟﺘﻪ ، ﻓﻌﻠﻴﻪ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﻜﻔﺎﻳﺘﻬﺎ ، ﻓﻼ ﺗﺨﺮﺝ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻧﻪ .

    An-Nawawi rahimahullah berkata: Jika talaknya raj’i maka sang wanita statusnya masih istri. Sehingga suami wajib mencukupi kebutuhannya dan wanita ini tidak keluar kecuali dengan izinnya.

    ﻭﺧﺎﻟﻒ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﺑﺠﻮﺍﺯ ﺧﺮﻭﺝ ﺍﻟﻤﻄﻠﻘﺔ ﺍﻟﺮﺟﻌﻴﺔ ﻧﻬﺎﺭﺍ ﻟﻘﻀﺎﺀ ﺣﻮﺍﺋﺠﻬﺎ ، ﻭﺗﻠﺰﻡ ﻣﻨﺰﻟﻬﺎ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ﻷﻧﻪ ﻣﻈﻨﺔ ﺍﻟﻔﺴﺎﺩ ، ﻭﺍﺳﺘﺪﻟﻮﺍ ﺑﺤﺪﻳﺚ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ : ﻃﻠﻘﺖ ﺧﺎﻟﺘﻲ ﺛﻼﺛﺎ ، ﻓﺨﺮﺟﺖ ﺗﺠﺪ ﻧﺨﻼ ﻟﻬﺎ ، ﻓﻠﻘﻴﻬﺎ ﺭﺟﻞ ﻓﻨﻬﺎﻫﺎ ، ﻓﺄﺗﺖ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺫﻟﻚ ﻟﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ : ﺍﺧﺮﺟﻲ ﻓﺠﺪﻱ ﻧﺨﻠﻚ ﻟﻌﻠﻚ ﺃﻥ ﺗﺼﺪﻗﻲ ﻣﻨﻪ ﺃﻭ ﺗﻔﻌﻠﻲ ﺧﻴﺮﺍ .

    Tetapi Malikiyah dan Hanabilah menyalahi pendapat di atas. Mereka mengatakan: Wanita yang ditalak raj’i boleh keluar pada waktu siang untuk memenuhi kebutuhannya. Namun tetap wajib menetap dalam rumahnya pada waktu malam. Karena malam adalah penyebab timbulnya banyak kerusakan. Mereka berdalil dengan Hadis Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma dia berkata: Bibiku ditalak tiga kali. Maka dia keluar untuk merawat kebun kurmanya. Kemudian ia berjumpa seorang lelaki dan melarangnya dari tindakan itu. Maka bibiku mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam dan menceritakan hal itu kepada beliau. Rasulullah berkata kepadanya: “keluarlah! Rawat kebun kurmamu. Barangkali kamu bisa bersadaqah darinya atau melakukan kebaikan yang lain.”

    ﻭﺻﺮﺡ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺑﺄﻥ ﺧﺮﻭﺝ ﺍﻟﻤﻌﺘﺪﺓ ﻟﻘﻀﺎﺀ ﺣﻮﺍﺋﺠﻬﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﻧﺔ ﻭﺫﻟﻚ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﺑﺎﺧﺘﻼﻑ ﺍﻟﺒﻼﺩ ﻭﺍﻷﺯﻣﻨﺔ ، ﻓﻔﻲ ﺍﻷﻣﺼﺎﺭ ﻭﺳﻂ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ، ﻭﻓﻲ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻓﻲ ﻃﺮﻓﻲ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ، ﻭﻟﻜﻦ ﻻ ﺗﺒﻴﺖ ﺇﻻ ﻓﻲ ﻣﺴﻜﻨﻬﺎ. ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ .


    Malikiyah menegaskan bahwa wanita iddah boleh keluar untuk memenuhi kebutuhannya pada waktu-waktu yang aman. Dan ini berbeda-beda sesuai dengan waktu dan kondisi tiap Negara. Pada satu Negara waktu yang aman adalah pertengahan siang, sementara di tempat lain yang aman adalah pagi dan sorenya. Namun tetap ia tidak boleh bermalam kecuali di rumah tempat tinggalnya. Allahu a’lam

    ============================= 

    IHDAD
    pengertian ihdad adalah larangan memakai wewangian atau berhias dengan pakaian untuk mempercantik diri. Seorang istri yang telah ditinggal mati oleh seorang suami, wajib melaksanakan ihdad, yakni dengam menampakkan sebuah perilaku yang menunjukka
    n kesedihan yang mendalam lantaran suaminya meninggal dunia, dan tidak boleh menampakkan rasa gembira dan senang dengan mengenakan sebuah pakaian atau tingkah laku yang kurang layak sebagai seorang istri yang baru ditinggal mati oleh seorang suami.
    Nabi saw bersabda ; Tidak boleh berkabung bagi perempuan atas kematian seseorang melebihi tiga hari tiga malam kecuali atas suaminya. Baginya boleh berkabung / ihdad selama empat bulan sepuluh hari. Dan tidak boleh memakai pakaian yang berwarna-warni kecuali dengan pakaian 'ashb // pakaian dari negara Yaman yang berwarna hitam dan putih //. Tidak boleh memakai celak, menggunakan pewangi kecuali ia telah suci // usai masa iddahnya // boleh memakai sedikit pewarna qisth dan adzfar.
    HH. Bukhari dan Muslim

    =============

    Dari kewajiban ihdad bagi istri yang ditinggal mati suaminya, mengecualikan istri yang dicaraikan. Maka baginya tidak berkewajiban menjalani ihdad. Hanya saja hukumnya tetap disunnahkan menjalani ihdad meskipun dalam masa thalak roj'i. Tidak wajib, dikarenakan sang istri apabila dicerai dengan cara dithalak, maka ia termasuk yang dirugikan / tersakiti dengan penthalakan tersebut. Apabila dengan cara merusak akad nikah, maka istrilah yang merusaknya ketika fasakh sebab adanya kecacatan dalam diri suami. Atau karena ada sesuatu dengan sang istri ketika fasakh timbul sebab adanya kecacatan dalam diri sang istri. Maka tidaklah pantas dalam dua permasalahan tersebut untuk mewajibkan ihdad kepada sang istri.

    Al Bajuri II/175


       =======================================================================
    حاشية البجيرمي على الخطيب - 4 / 50

    تنبيه: من انقطع حيضها لعارض كرضاع أو نفاس أو مرض، تصبر حتى تحيض فتعتد بالأقراء أو حتى تبلغ سن اليأس، فتعتد بالأشهر، ولا مبالاة بطول مدة الانتظار وإن انقطع لا لعلة تعرف فكالانقطاع لعارض على الجديد فتصبر حتى تحيض أو تيأس.
    ==
      قوله: (من انقطع حيضها) أي قبل الطلاق أو بعده في العدة برماوي. قوله: (ولا مبالاة بطول مدة الانتظار) واستظهر عش على مر أن الرجعة والنفقة يمتدان إلى انقضاء عدتها بالأقراء أي إن حاضت أو بالأشهر بعد بلوغ سن اليأس. خلافا للشوبري حيث قال: بامتداد ما ذكر إلى ثلاثة أشهر فقط لا أكثر لما يلحق الزوج في ذلك من الضرر وعزاه للرافعي، وطريق الخلاص من النفقة أن يطلقها بقية الثلاث قوله: (وإن انقطع لا لعلة إلخ) فصله عما قبله لأجل قوله: على الجديد، وعبارة المنهاج وشرحه للمحلى: وفي القديم تتربص تسعة أشهر مدة الحمل غالبا وبعدها تعتد بثلاثة أشهر وهذا موافق لقول الإمام مالك تصبر سنة بيضاء أي خالية عن الدم، لأن ضم الثلاثة أشهر للتسعة سنة كاملة وفي قول من القديم أربع سنين أكثر مدة الحمل، وفي قول مخرج عليه ستة أشهر أقل مدة الحمل لظهور أماراته فيها ثم تعتد بالأشهر إذا لم يظهر حمل اهـ. وقوله: في القديم وبه قال مالك وأحمد كما في ق ل.قوله: (تعرف) قيد به لأن الانقطاع في الواقع لا بد له من علة فمصب النفي قوله: تعرف كما قرره شيخنا. قال البرماوي وتصدق في بلوغها سن اليأس بيمينها قالوا وهذه امرأة ابتليت فلتصبر اهـ.



    RUJUK.

    الرجعية


    الرجعية  وهي لغة المرة من الرجوع وشرعا رد المرأة إلى النكاح من طلاق غير بائن في العدة على وجه مخصوص

    حاشية البجيرمي على الخطيب - 3 / 517

    Rujuk secara bahasa ialah. kembali.
    Rujuk istilah ilmu fiqh / istilah ialah.:   Rujuk adalah mengembalikan status seorang wanita (menjadi istri lagi ) dari tholaq selain ba’in ( thalaq tiga. tdk illa' dan bukan dhihar ) pada status nikah yang sempurna pada masa iddah

  • قوله: (من طلاق) خرج وطء الشبهة والظهار وكذا الإيلاء.
    Dasar hukumnya ialah ayat Alqur'an. surat .Albaqaroh ayat 228
     قوله تعالى: {وبعولتهن أحق بردهن في ذلك} [البقرة: 228] أي في العدة {إن أرادوا إصلاحا} [البقرة: 228] أي رجعة كما قاله
    Artinya : Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah.
    --------------
    SARAT RUJUK

    1 Terjadi perpisahan dengan tholaq
    2 Tidak terjadi thalak dengan bilangan terbanyak (tiga bagi orang merdeka dan dua bagi seorang hamba
    3 Tholaq terjadi tanpa ada imbalan (iwad)
    4 Tholaq terjadi setelah tarjadinya wathi (bersetujuan)
    5 Rujuk dilakukan sebelum habis masa iddah ( dalam masa bilangan )
    6 Rujuk dilakukan dengan memakai sighot seperti kata-kata roja’tuki (aku rujuk engkau) hrodadtuki (aku mengembalikan engkau)dan lain sebagainya.

    Kesimpulan Tidak sah rujuk seoarang suami sebagai berikut :

    1 Tidak sah merujuk wanita yang dipisah seperti halnya pisah dengan fasakh nikah
    2 Tidak sah merujuk wanita yang ditholaq kurang dari tiga kali dengan imbalan (iwad) sepertihalnya tholaq dengan khuluk.seperti ucapan istri pada suami == mas...ceraikan aku. maka kamu akan di kasih motor. kemudian suami menerimanya dengan imbalan motor. == cerai seperti ini tidak boleh rujuk.
    3 Tidak sah merujuk wanita yang ditholaq sebelum diwathi' karena tidak ada iddah baginya
    4 Tidak sah merujuk wanita yang telah habis masa iddahnya.

    Referensi
    إعانة الطالبين الجزءالرابع - ص ٢٩

    ردّ المراة إلى النكاح من طلق غيربا ئن فى العدّة
    قوله صح رجوع مفارقة) أى مرأة مفارقة...وهوشرع فى بيان شروط الرجعة وذكر منها ستة أن يكون الفرق بطلاق, وأن لايبلغ اكشره وأن يكون مجانا وأن يكون بعد وطء, وأن يكون قبل إنقضاء العدّة وأن يكون الرجوع بصيغة.
    صح رجوع مفارقة بطلاق دون اكثره فهو ثلاث لحرّ وثنتان لعبد مجانا بلاعوض بعد وطء اى فى عدّة وطء (قبل إنقضاء عدة


    Referensi
    إعانةالطالبين الجزءالرابع - ص ٣٠-٢٩

    فلايصح رجوع مفارقة بغير طلاق كفسح ولامفارقة بدون ثلاث مع عوض كخلع لبينونتها ومفارقة قبل وطء إدلا عدة عليها ولامن انقضت عدتـهالأنـهاصارت أجنبية وتصح تجديد نكاحهن بإذن جديد وولى وشهود ومهرأخر. ولامفارقة بالطلاق الثلاث فلايصح نك احها إلّا بعدالتحليل

    =========================================
    Referrensi.
    حاشية البجيرمي على الجطيب - 3 / 518
     بقوله: (وشروط) صحة (الرجعة أربعة) وترك خامسا وسادسا كما ستعرفه: الأول (أن يكون الطلاق دون الثلاث) في الحر ودون اثنين في الرقيق، ولو قال كما في المنهاج لم يستوف عدد الطلاق لشمل ذلك أما إذا استوفى ذلك فإنه لا سلطة له عليها. (و) الثاني (أن يكون) الطلاق (بعد الدخول بها) فإن كان قبله فلا رجعة له لبينونتها وكالوطء استدخال المني المحترم. (و) الثالث (أن لا يكون الطلاق بعوض) منها أو من غيرها فإن كان على عوض فلا رجعة كما تقدم توجيهه في الخلع. (و) الرابع (أن تكون) الرجعة (قبل انقضاء العدة)
    Artinya : Syarat sah rujuk ada 4
    1~ Thalaqnya belum sampai thalaq tiga.
    2~ Istrinya sudah di gauli. apa bila istrinya belum di gauli kemudian di cerai maka tidak sah rujuknya.
    3~ Thalaknya tidak dengan tebusan dari istri ( istri menjual thalaq dengan harta benda )
    4~ Waktu iddah belum habis ( masih dalam iddah ).
    === kitab Hasyiah Bujairimi 'alal khothib. 3/518.
    =================      

    والمطلقة قبل الدخول بها لا عدة عليها) لقوله تعالى: {يا أيها الذين آمنوا إذا نكحتم المؤمنات ثم طلقتموهن من قبل أن تمسوهن فما لكم عليهن من عدة} [الأحزاب: 49] والمعنى فيه: عدم اشتغال رحمها بما يوجب استبراءه
    حاشية البجيرمي على الخطيب - 4 / 51

    ============
    Tebakan.
    Pria tidak mempunyai iddah. kecuali dua masalah. = atau pria terhalang atau menikahi wanita apa bila.
    1~ apa bila suami menceraikan istri dengan talaq raj'iah ( talaq satu atau dua ) dan dalam masa iddahnya istri. maka lelaki tidak boleh menikah pada wanita yg semuhrim seperti. wanita. kakanya istri. bibinya
    2~ lelaki yang punya istri empat. kemudian menceraikannya salah satunya. selagi istri masih dalam iddah. Suami tidak boleh menikah dengan wanita lain. kecuali sudah habis iddahnya.

    == sumber Hasyiah Bujairimi 'alal khotib - 4 / 41.

     خرج بها الرجل فلا عدة عليه، قالوا إلا في حالتين الحالة الأولى: إذا كان معه امرأة وطلقها طلاقا رجعيا وأراد أن يتزوج بمن لا يجوز له الجمع بينها وبينها كأختها وعمتها وخالتها.
    الحالة الثانية: إذا كان معه أربع زوجات، وطلق واحدة منهن طلاقا رجعيا وأراد التزوج بخامسة، فلا يجوز له ذلك في الحالتين المذكورتين إلا بعد انقضاء العدة اهـ. وفي كون العدة واجبة على الرجل في الحالتين المذكورتين نظر ظاهر فتأمل.

    =============

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar